Senin, November 01, 2010

Yudhistira (gelang merah)

Beberapa tahun lalu, saya masih ingat ketika awal-awal bertemu dengan anak muda ini, dia sedang mempersiapkan internet shop yang menjual perlengkapan bayi baik pakaian dengan segala pernak-perniknya. Pada waktu itu dia baru menikah dan hampir punya bayi, dan dia beralasan, ‘daripada hanya mencari dan menyediakan perlengkapan bayi untuk sendiri, sekalian menyediakan untuk para sahabat yang membutuhkan’.

Namun internet shop  itupun segera berkembang karena tidak berapa lama kemudian ketika kami sempat berkomunikasi lagi dia mengundang saya untuk mampir ke ‘real shop’ yang telah dia buka di daerah Senopati (Jakarta, red).
Dan kali ini setelah sekian lama tidak bertemu saya bisa membuat janji dengan dia, ternyata usahanyapun telah berkembang dengan membuka cabang satu lagi di daerah Pondok Indah. Luar biasa anak muda ini, ulet dan fokus dengan apa yang dia lakukan. Toko yang diberi nama cukup unik ini yaitu NENEN BABYSHOP, bisa anda temukan juga di www.nenenshop.com.


Saya pikir di masa akan datang dia akan mengembangkan toko perlengkapan bayi ini menjadi semakin besar dan membuka cabang di berbagai tempat, ternyata jawaban dia diluar dugaan, “ Tidak mas, bagaimanapun juga saya harus bisa menjangkau toko-toko saya. Karena bukan hanya masalah jual dan profit saja tapi bagaimana saya bisa bertemu dengan para pelanggan saya dan berkomunikasi dengan mereka. Melihat anak-anak mereka berkembang dari ketika masih bayi dan tanpa kita sadari 2 tahun kemudian anak itu sudah besar. Pengalaman ini tidak bisa digantikan dengan apapun...” Wow, suatu prinsip yang sangat luar biasa!
Nama anak muda ini Yudhistira. Namun pertemuan saya dengan dia bukan karena urusan bisnis ini, tapi karena sebuah gelang merah! Ya, sebuah gelang karet berwarna merah dan bertuliskan ‘SOLIDARITAS KEBERSAMAAN’.
Suatu waktu saya mendapat cerita dari seorang teman tentang gelang ini dan kemudian benar-benar saya cari. Saat itu tersedia hanya di beberapa tempat saja di Jakarta dan saya dapatkan di sebuah cafe di kawasan Blok M. Dari situ saya bisa mendapatkan informasi tentang makna gelang ini dan siapa di balik kegiatan gelang ini. Dan dia adalah Yudhistira beserta sang istri.
Disitu saya mencoba menawarkan diri disela-sela waktu yang ada untuk mencoba membantu memasarkan. Gelang ini menjadi sebuah media bagi masyarakat yang ingin memberikan perhatiannya pada pendidikan. Dengan 2 ukuran yang tersedia yaitu kecil dan besar, gelang ini dijual 10 ribu rupiah. Dari hasil penjualan tersebut, dana yang terkumpul digunakan untuk merenovasi sekolah-sekolah yang mengalami kerusakan, memberikan bantuan alat-alat pendidikan ke sekolah-sekolah ataupun juga memberikan buku-buku pustaka yang dibutuhkan oleh sekolah. Tentu saja tidak semua sekolah menjadi target dari kegiatan ini namun melalui seleksi kelayakan untuk menerima bantuan.
Bahkan terkait pemasaran, pernah suatu kali ketika ada perjalanan bisnis ke Jepang saya membawa sekitar 200 pcs dan saya coba pasarkan ke rekan-rekan Indonesia di sana yang sempat saya singgahi. Cukup lumayan karena bisa saya jual dengan harga lebih dari 10 ribu rupiah per buah!
Dalam pertemuan dengan Yudhistira kali ini, tentu saja tema oremoyume sempat menjadi bahan obrolan.

Kalau boleh tahu, apa sebenarnya mimpi Yudistira waktu kecil?
Ha ha ha..., mimpi ya mas? Wah, apa ya? Waktu SMP saya pernah bermimpi pengen menjadi pemain basket.

O iya ya. Yudis (biasanya saya panggil begitu, red), kan memang tinggi ya (190 cm, red).
Enggak juga mas, waktu itu belum kelihatan. Nah kemudian juga sempat pengen jadi pemain band. Tapi sih yang jelas, pengen jadi orang kaya mas! Kaya yang nggak biasa. Tapi seperti konglomerat gitu.., maklum mas anak muda. Semua juga pasti berfikir begitu.
Nah, bagaimana kalau saat ini. Apa ambisi dan keinginan untuk ke depan?
Kalau saya cukup 2 saja mas. Yang pertama, saya ingin menjadi seorang panutan. Paling tidak panutan bagi keluarga saya yaitu istri dan anak saya. Kemudian yang kedua saya ingin mencarikan teman dan lingkungan yang baik bagi anak saya. Tahu kan mas, kondisi pergaulan saat ini. Jadi saya ingin agar anak saya bisa mendapatkan lingkungan yang baik.

Lalu bagaimana dengan bisnis baby shop yang sekarang sudah berjalan? Tentu akan terus diperbanyak?
Tidak mas, bagaimanapun juga saya harus bisa menjangkau toko-toko saya. Karena bukan hanya masalah jual dan profit saja tapi bagaimana saya bisa bertemu dengan para pelanggan saya dan berkomunikasi dengan mereka. Melihat anak-anak mereka berkembang dari ketika masih bayi dan tanpa kita sadari 2 tahun kemudian anak itu sudah besar. Pengalaman ini tidak bisa digantikan dengan apapun mas.

Baiklah, kalau begitu sekarang kita bahas tentang gelang merah ini. Apa yang menginspirasi Yudhis untuk membuat gelang ini?
Saya sebenarnya terinspirasi oleh Lance Armstrong, yang mengumpulkan bantuan untuk yayasan kankernya dan salah satunya dengan membuat gelang yang kalau tidak salah berwarna kuning. Kemudian saya coba kumpulkan informasi, saya cek juga apakah ada hak cipta dan ternyata tidak ada. Kemudian saya coba produksi. Tapi ternyata di Indonesia tidak ada yang produksi gelang ini, adanya di China. Jadi saya gambling juga pesan ke China. Dan ternyata barangnya datang juga, jadi berjalanlah kegiatan ini.

Kalau tidak salah dulu setahu saya hasil dari penjualan gelang ini hanya digunakan untuk merenovasi sekolah-sekolah yang rusak saja?
Oo.. tidak mas. Sekarang sudah banyak juga yang kami lakukan selain merenovasi gedung sekolah. Ada juga membantu menyediakan alat-alat belajar, buku-buku pustaka baik ilmu pengetahuan, sastra dll.

Nah berikutnya terkait gelang merah ini, apa mimpi Yudhis ke depan?
Harapan saya sebenarnya, kalau ada individu atau sekelompok orang yang bersedia mengambil alih yayasan ini agar bisa dikelola dengan lebih profesional dan bisa melakukan aktifitas yang lebih besar lagi. Karena bagaimanapun juga dengan segala keterbatasan waktu kami yang ada, kegiatan ini jadi kurang maksimal.

Wah, kalau pendapat saya mungkin agak berbeda. Saya kira bukan diambil alih tapi tetap kerjasama. Karena bagaimanapun juga tetap diperlukan ‘roh’ dari sang perintis kegiatan ini jadi sebaiknya tidak dilepas seratus persen...
(demikian pendapat yang saya sampaikan ke Yudhis terkait jawaban diatas, red).

Pembicaraan kami tetap bergulir terkait dengan kegiatan sosial yang menitik beratkan pada masalah pendidikan. Bahkan diskusi menjadi semakin hangat, karena kami menjadi semakin yakin bahwa ini adalah sebuah puzzle atau kalau istilah Yudhis adalah sebuah mozaik dari suatu gerakan menuju Indonesia maju demi memberikan masa depan yang lebih cerah bagi anak-anak kita.
Yudhistira hanyalah satu dari sekian banyak anak muda bangsa yang memimpikan negeri ini menjadi lebih baik. Dan langkah itu telah dia mulai dengan memberikan sebagian waktunya untuk perbaikan pendidikan yang masih membutuhkan uluran tangan banyak orang untuk menyempurnakannya. Selain itu Yudhistira juga sudah membuktikan bahwa untuk berbuat kebaikan bagi negeri ini bisa dilakukan hanya dengan sebuah ide sederhana serta sebuah komitmen untuk berbagi. Dia berbagi waktu dengan tanggung jawabnya untuk membangun masa depan keluarga.
Gelang merah yang dia rintis telah memberikan sumbangan yang tak ternilai harganya bagi dunia pendidikan. Dan ini masih bergulir...., mengajak anda!
Anda bisa temukan segala aktifitas gelang merah atau juga adanya dukungan dari kak Seto dan banyak lagi yang lain di http://tunascendekia.org/wordpress/

0 komentar:

Posting Komentar