Kita perdalam dahulu penggunaan tata bahasa yang sudah kita pelajari.
...A...wa...B...desu = A adalah B.
Nah disini kita coba menjelaskan siapa kita, maksudnya apa pekerjaan kita.
guru = sensei (ini nih yang akan dikumpulkan pak Agung minggu besok, sensei-tachi = para guru)
dokter = isha
karyawan (perusahaan) = kaishain
pelajar = gakusei
mahasiswa = daigakusei
Nah kita coba,
Watashi wa sensei desu. (Saya adalah guru).
Watashi wa daigakusei desu. (Saya adalah mahasiswa).
Anata wa isha desu. (Anda adalah dokter).
Weleh, weleh, weleh....kok kayaknya gampang ya..??
Laman
Sabtu, April 18, 2009
[3] Bahasa Jepang hari ini....
Label:
belajar bahasa jepang
PERJALANAN...
Kita sedang melakukan perjalanan panjang, dengan berbagai macam bawaan untuk hidup dan sembari mencari apa saja yang bisa diperoleh di sepanjang jalan untuk kita makan dan kita sisihkan untuk bekal di perjalanan.
Rombongan ini cukup besar, sehingga perlu berbagi tugas agar semua anggota bisa tetap makan dan melanjutkan perjalanan ini. Yang laki-laki berburu, mencari umbi-umbian dan berbagai usaha untuk mendapatkan makanan, membuat tempat sarana untuk berteduh, mencari bahan untuk sandang dll. Sementara yang wanita harus memasak untuk semua anggota, mengurus anak-anak dan berbagai tugas rumah tangga lainnya..
Tujuan rombongan ini adalah sebuah bukit kedamaian, bukit kebahagiaan yang terletak di ujung cakrawala. Jika diperhatikan benar-benar, bukit itu akan kelihatan jauh di depan dengan megahnya.
Banyak rombongan sejenis yang melakukan perjalanan yang sama, dan tujuannya juga paling tidak hampir semuanya sama. Bukit kedamaian tadi…
Saat ini perjalanan sedang mulai menanjak bukit. Semua anggota rombongan terengah-engah maju langkah demi langkah. Semua berusaha agar tetap punya tenaga untuk menghadapi terjalnya bukit. Persediaan makananpun mulai menipis, sementara hutan mulai berkurang sehingga para pria semakin sulit untuk berburu.
Ada rombongan yang tidak menyadari kesulitan yang sedang dihadapi. Mereka tetap menikmati hidangan sehari-hari dengan riangnya. Memasak dengan jumlah besar dan laukpun berlimpah. Kadang sampai tidak habis dimakan sehingga terpaksa dibuang karena basi. Mereka belum menyadari bahwa persediaan bekal mereka telah mulai berkurang, menipis sedikit demi sedikit..
Dan tentu saja, banyak rombongan telah berhenti untuk melanjutkan perjalanan. Mereka sudah tidak mampu lagi meneruskan, persediaan bekal sudah tidak ada dan barang bawaan sudah dibarter satu demi satu untuk ditukar makanan dengan rombongan lain yang lewat.
Dalam kondisi yang berat bagi semua rombongan ini, ada berita buruk dan mengejutkan.., di depan sana ada jurang yang dalam!! Sudah ada rombongan depan yang terperosok ke dalam jurang, dan tidak sanggup lagi melanjutkan perjalanan!
Suasana yang berat ini menjadi semakin kacau bagi banyak rombongan. Kondisi ini mengubah kelelahan menjadi putus asa untuk sebagian rombongan. Mereka terhenti dan kebingungan. Sebagian menghentikan aktifitas, apalagi hutanpun benar-benar mulai berkurang. Mereka mengalami kepanikan mengetahui perbekalan tinggal tak seberapa. Hanya cukup untuk bertahan beberapa pekan.
Namun demikian, tetap ada yang melanjutkan perjalanan. Berbagai tindakan dan cara dilakukan oleh rombongan-rombongan ini.
Ada yang sepertinya tidak terpengaruh sama sekali dengan kondisi yang sedang terjadi, termasuk tentang berita adanya jurang di tengah perjalanan yang akan dilewati. Entah karena sudah mempersiapkan diri atau karena tidak peduli…
Ada pula rombongan yang terlihat semakin aktif. Mereka tidak hanya mengumpulkan perbekalan dan makanan untuk perjalanan yang masih panjang itu. Tetapi juga melakukan banyak kegiatan, seperti berlatih berlari, berlatih melompat, berlatih memanjat dan berbagai aktifitas fisik lainnya. Yang sepertinya ini merupakan persiapan untuk menghadapi jurang di depan.
Atau pula ada rombongan yang mengumpulkan banyak akar, rotan, kayu dan kemudian sembari melakukan perjalanan mereka membuat berbagai alat dan sarana. Sepertinya ini juga akan digunakan untuk melewati jurang yang belum mereka ketahui seperti apa kondisinya…
Memang ini adalah sebuah perjalanan panjang, dengan tujuan bukit kedamaian yang ada di garis cakrawala. Semua masih belum mengetahui jurang seperti apa yang akan dilalui, hingga nanti ketika jurang sudah ada di depan mata. Namun demikian, jurang itu hanyalah sebuah medan, yang pasti akan dihadapi dan ditemui dalam setiap perjalanan panjang.
Dalam kondisi saat ini, dimana rombongan mengalami kesulitan menapak kaki demi kaki untuk menaklukan terjalnya bukit. Mereka juga akan disulitkan dengan jurang yang akan mereka hadapi entah disisi mana tergantung jalur perjalanan yang mereka lewati.
Perjalanan ini, rute menuju bukit kedamaian tidak akan menjadi lebih mudah dan tidak akan berubah. Terjalnya bukitpun, dalamnya jurang pun tidak akan berubah. Dan yang bisa melewati semua rintangan itu hanyalah rombongan yang telah menyiapkan diri mereka. Baik dengan perbekalan yang cukup untuk perjalanan panjang ini maupun kondisi yang siap untuk segala medan..
Sekali lagi, semua rintangan tidak akan berubah. Namun bagaimana caranya rombongan menyikapi semua itu akan mempengaruhi hasil akhir perjalanan panjang mereka.
Jika dalam kondisi saat ini hanyalah putus asa, bingung bahkan pertikaian saja yang dilakukan maka sangatlah sulit untuk melewati semua rintangan itu dengan mudah. Namun bagi sebagian rombongan yang tetap optimis, menghadapi rintangan itu sebagai tantangan, sebagai bagian dari sebuah perjalanan panjang dan kemudian mereka mempersiapkan cara untuk melewatinya, maka tujuan akhir yang ingin mereka capai bukanlah sebuah mimpi.
Dan…, bagaimana dengan anda? Rombongan seperti apa yang sedang anda pandu? Apakah optimis namun tetap berhati-hati dalam menjalani sehari-hari perjalanan yang sedang sulit ini? Ataukah pesimis, putus asa sehingga tidak tahu lagi harus bagaimana? Atau bahkan tidak peduli, karena perbekalan yang cukup dan berlimpah, sehingga anda merasa semua rintangan akan bisa dilewati? Hati-hati mungkin saja gerobak anda yang kuat itu ternyata as roda di bagian dalam sudah mulai retak dan perlu diganti?
Belum terlambat untuk kita instropeksi dan mawas diri, bersyukur dengan secukupnya perbekalan yang kita miliki, mempersiapkan diri dan optimis untuk menempuh perjalanan yang masih panjang ini….
Rombongan ini cukup besar, sehingga perlu berbagi tugas agar semua anggota bisa tetap makan dan melanjutkan perjalanan ini. Yang laki-laki berburu, mencari umbi-umbian dan berbagai usaha untuk mendapatkan makanan, membuat tempat sarana untuk berteduh, mencari bahan untuk sandang dll. Sementara yang wanita harus memasak untuk semua anggota, mengurus anak-anak dan berbagai tugas rumah tangga lainnya..
Tujuan rombongan ini adalah sebuah bukit kedamaian, bukit kebahagiaan yang terletak di ujung cakrawala. Jika diperhatikan benar-benar, bukit itu akan kelihatan jauh di depan dengan megahnya.
Banyak rombongan sejenis yang melakukan perjalanan yang sama, dan tujuannya juga paling tidak hampir semuanya sama. Bukit kedamaian tadi…
Saat ini perjalanan sedang mulai menanjak bukit. Semua anggota rombongan terengah-engah maju langkah demi langkah. Semua berusaha agar tetap punya tenaga untuk menghadapi terjalnya bukit. Persediaan makananpun mulai menipis, sementara hutan mulai berkurang sehingga para pria semakin sulit untuk berburu.
Ada rombongan yang tidak menyadari kesulitan yang sedang dihadapi. Mereka tetap menikmati hidangan sehari-hari dengan riangnya. Memasak dengan jumlah besar dan laukpun berlimpah. Kadang sampai tidak habis dimakan sehingga terpaksa dibuang karena basi. Mereka belum menyadari bahwa persediaan bekal mereka telah mulai berkurang, menipis sedikit demi sedikit..
Dan tentu saja, banyak rombongan telah berhenti untuk melanjutkan perjalanan. Mereka sudah tidak mampu lagi meneruskan, persediaan bekal sudah tidak ada dan barang bawaan sudah dibarter satu demi satu untuk ditukar makanan dengan rombongan lain yang lewat.
Dalam kondisi yang berat bagi semua rombongan ini, ada berita buruk dan mengejutkan.., di depan sana ada jurang yang dalam!! Sudah ada rombongan depan yang terperosok ke dalam jurang, dan tidak sanggup lagi melanjutkan perjalanan!
Suasana yang berat ini menjadi semakin kacau bagi banyak rombongan. Kondisi ini mengubah kelelahan menjadi putus asa untuk sebagian rombongan. Mereka terhenti dan kebingungan. Sebagian menghentikan aktifitas, apalagi hutanpun benar-benar mulai berkurang. Mereka mengalami kepanikan mengetahui perbekalan tinggal tak seberapa. Hanya cukup untuk bertahan beberapa pekan.
Namun demikian, tetap ada yang melanjutkan perjalanan. Berbagai tindakan dan cara dilakukan oleh rombongan-rombongan ini.
Ada yang sepertinya tidak terpengaruh sama sekali dengan kondisi yang sedang terjadi, termasuk tentang berita adanya jurang di tengah perjalanan yang akan dilewati. Entah karena sudah mempersiapkan diri atau karena tidak peduli…
Ada pula rombongan yang terlihat semakin aktif. Mereka tidak hanya mengumpulkan perbekalan dan makanan untuk perjalanan yang masih panjang itu. Tetapi juga melakukan banyak kegiatan, seperti berlatih berlari, berlatih melompat, berlatih memanjat dan berbagai aktifitas fisik lainnya. Yang sepertinya ini merupakan persiapan untuk menghadapi jurang di depan.
Atau pula ada rombongan yang mengumpulkan banyak akar, rotan, kayu dan kemudian sembari melakukan perjalanan mereka membuat berbagai alat dan sarana. Sepertinya ini juga akan digunakan untuk melewati jurang yang belum mereka ketahui seperti apa kondisinya…
Memang ini adalah sebuah perjalanan panjang, dengan tujuan bukit kedamaian yang ada di garis cakrawala. Semua masih belum mengetahui jurang seperti apa yang akan dilalui, hingga nanti ketika jurang sudah ada di depan mata. Namun demikian, jurang itu hanyalah sebuah medan, yang pasti akan dihadapi dan ditemui dalam setiap perjalanan panjang.
Dalam kondisi saat ini, dimana rombongan mengalami kesulitan menapak kaki demi kaki untuk menaklukan terjalnya bukit. Mereka juga akan disulitkan dengan jurang yang akan mereka hadapi entah disisi mana tergantung jalur perjalanan yang mereka lewati.
Perjalanan ini, rute menuju bukit kedamaian tidak akan menjadi lebih mudah dan tidak akan berubah. Terjalnya bukitpun, dalamnya jurang pun tidak akan berubah. Dan yang bisa melewati semua rintangan itu hanyalah rombongan yang telah menyiapkan diri mereka. Baik dengan perbekalan yang cukup untuk perjalanan panjang ini maupun kondisi yang siap untuk segala medan..
Sekali lagi, semua rintangan tidak akan berubah. Namun bagaimana caranya rombongan menyikapi semua itu akan mempengaruhi hasil akhir perjalanan panjang mereka.
Jika dalam kondisi saat ini hanyalah putus asa, bingung bahkan pertikaian saja yang dilakukan maka sangatlah sulit untuk melewati semua rintangan itu dengan mudah. Namun bagi sebagian rombongan yang tetap optimis, menghadapi rintangan itu sebagai tantangan, sebagai bagian dari sebuah perjalanan panjang dan kemudian mereka mempersiapkan cara untuk melewatinya, maka tujuan akhir yang ingin mereka capai bukanlah sebuah mimpi.
Dan…, bagaimana dengan anda? Rombongan seperti apa yang sedang anda pandu? Apakah optimis namun tetap berhati-hati dalam menjalani sehari-hari perjalanan yang sedang sulit ini? Ataukah pesimis, putus asa sehingga tidak tahu lagi harus bagaimana? Atau bahkan tidak peduli, karena perbekalan yang cukup dan berlimpah, sehingga anda merasa semua rintangan akan bisa dilewati? Hati-hati mungkin saja gerobak anda yang kuat itu ternyata as roda di bagian dalam sudah mulai retak dan perlu diganti?
Belum terlambat untuk kita instropeksi dan mawas diri, bersyukur dengan secukupnya perbekalan yang kita miliki, mempersiapkan diri dan optimis untuk menempuh perjalanan yang masih panjang ini….
Label:
renungan
Jumat, April 10, 2009
[2] Bahasa Jepang hari ini....
Kemudian kita belajar kata ganti penunjuk,
Ini = kore
Itu = sore
Dan mari kita tambahkan belajar beberapa kata benda dalam bahasa Jepang.
Jeruk = mikan
Apel = ringgo
Nasi = gohan
Mobil = kuruma
Buku = hon
Dengan menggunakan pola kalimat yang pernah kita pelajari,
....A...wa....B....desu, kita gunakan kata-kata di atas.
Kore wa mikan desu = Ini (adalah) jeruk. --> (adalah) kadang tidak dibaca.
Sore wa kuruma desu = Itu (adalah) mobil.
Kore wa hon desu = Ini (adalah) buku.
Woow..., sedikit lagi kayaknya bisa ke Jepang nih....
Ini = kore
Itu = sore
Dan mari kita tambahkan belajar beberapa kata benda dalam bahasa Jepang.
Jeruk = mikan
Apel = ringgo
Nasi = gohan
Mobil = kuruma
Buku = hon
Dengan menggunakan pola kalimat yang pernah kita pelajari,
....A...wa....B....desu, kita gunakan kata-kata di atas.
Kore wa mikan desu = Ini (adalah) jeruk. --> (adalah) kadang tidak dibaca.
Sore wa kuruma desu = Itu (adalah) mobil.
Kore wa hon desu = Ini (adalah) buku.
Woow..., sedikit lagi kayaknya bisa ke Jepang nih....
Label:
belajar bahasa jepang
[1] Bahasa Jepang hari ini....
Pertama yang harus kita ketahui adalah kata ganti orang...
saya = watashi
kamu = anata (ingat di lagu kokoro no tomo)
Dalam kalimat bahasa jepang membutuhkan partikel untuk 'memisah-misahkan' mana yang subyek, mana yang predikat dan obyeknya. Kira-kira mudahnya begitu...
Tatabahasa dasar :
...A...wa (adalah)...B....desu (tidak ada arti).
jika diterjemahkan menjadi : A adalah B.
langsung coba,
watashi wa Sigit desu = saya adalah Sigit.
anata wa Yamada desu = anda adalah Yamada.
OK, langsung bisa anda pakai sekarang juga.....
saya = watashi
kamu = anata (ingat di lagu kokoro no tomo)
Dalam kalimat bahasa jepang membutuhkan partikel untuk 'memisah-misahkan' mana yang subyek, mana yang predikat dan obyeknya. Kira-kira mudahnya begitu...
Tatabahasa dasar :
...A...wa (adalah)...B....desu (tidak ada arti).
jika diterjemahkan menjadi : A adalah B.
langsung coba,
watashi wa Sigit desu = saya adalah Sigit.
anata wa Yamada desu = anda adalah Yamada.
OK, langsung bisa anda pakai sekarang juga.....
Label:
belajar bahasa jepang
Langganan:
Postingan (Atom)