Sabtu, September 04, 2010

Agung Webe

Hari Rabu, 1 Sept 2010 saya bertemu Agung Webe di sebuah kedai makan di kawasan jalan Kartini Bekasi. Berhubung sejak sore saya ada pertemuan lain dan untuk beberapa hari ke depan Agung Webe harus melakukan perjalanan ke luar kota maka meskipun mendekati tengah malam pertemuan tetap kami lakukan. Sekitar jam 11 malam sambil menikmati ice cappucino dan kentang goreng hangat kami berdiskusi banyak hal (saat itu tanpa sadar kami ngobrol hingga sekitar jam 1 malam).
Sebagai salah seorang yang sangat peduli akan pendidikan, Agung Webe telah lebih dari 15 tahun menggeluti dunia pemberdayaan sumber daya manusia. Selain itu juga meluncurkan beberapa produk training untuk melahirkan pribadi yang percaya diri, tangguh, profesional dan mandiri. Serta pula telah menulis 9 buku motivasi dan pengembangan diri.
Salah satu bukunya yaitu Javanese Wisdom telah menjadi kajian dan koleksi di National Library of Australia di Canbera.

Apa mimpi bapak waktu kecil?
Karena saya anak dari seorang PNS dan ibu seorang penjahit, yang dimana sampai sekarangpun PNS dan penjahitpun hidupnya masih pas-pasan. Kalau saya minta sesuatu belum tentu ada. Mesti harus nunggu, nunggu, nunggu. Saya punya keinginan pada saat kecil itu simple, bahwa ketika saya berharap sesuatu itu tercukupi bagi saya. Mimpinya simple. Jadi terus terang, bahwa kalau dulu ditanya cita-citanya jadi apa saya bingung. Kalau orang ada yang cita-cita jadi dokter, polisi dll. Saya hanya akan menjawab pada orang yang menanyakan hal itu dengan, saya mau ketika saya ingin sesuatu tercukupi. Ini semua karena pengalaman hidup yang memang semuanya pas-pasan.
Nah kemudian di perjalanannya, hal-hal itu mulai terarahkan. Ketika saya baca komik pertama kali, dan waktu itu kelas 4 SD, saya pengen ketemu si pembuat komik dengan naik sepeda ke jalan Magelang menemui seorang komikus terkenal yang namanya Wied NS. Dulu ada komikus yang namanya Wied NS. Saya temui, saya bawa komiknya dan komik saya ditandanganinya dan saya berpikiran, ‘uenak juga ya jadi penulis komik! Penulis komik...!’
(Agung Webe bercerita sambil kami terkekeh membayangkan uniknya mimpi tersebut).

Kemudian saya baca ‘api di bukit menoreh’ waktu SMP. Saya senang dengan SH Mintarja. Kemudian juga ada penulis Joko Lodang di Jogjakarta. Akhirnya saya saat itu punya keinginan saya harus kursus jurnalistik untuk supaya jadi seperti mereka! Menulis dan dapat honor....
Namun itu akhirnya pupus sampai beberapa tahun. Saya tidak punya bayangan lagi tentang penulisan atau komik dan sejenisnya. Akhirnya pengalaman-pengalaman selanjutnya yang menggiring kepada kalau dikatakan cita-cita ya itu tadi, bahwa saya pengen ketika saya punya keinginan tercukupi.

Kalau menurut pak Agung sekarang sudah tercapai atau belum?
Kalau sekarang kalau dibilang sudah ya belum kalau dibilang belum ya sudah. Karena semakin meningkat kesini apa yang dikatakan keinginan itu semakin meningkat. Ketika kita pengen ini, tercukupi pengen lagi yang lain..yang lain. Nah, sekarang timbul keinginan yang baru lagi!
Setelah sekian lama dalam perjalanan ini, keinginan saya bukan sesuatu yang mecukupi saya. Keinginan saya adalah kehidupan yang damai dan sejahtera! Bukan saja untuk lingkungan saya, bukan saja untuk Indonesia tapi untuk masyarakat dunia.

Bisa jadi ini untuk pertanyaan saya yang berikutnya, apakah mimpi anda saat ini?
Ya! Mimpi saya saat ini, saya pengen ada satu masyarakat yang damai dan sejahtera dan mereka menyadari bahwa mereka bukan hanya masyarakat sekitar itu. Mereka menyadari bahwa mereka adalah warga dunia.
Mengapa mimpi seperti itu?
Saya berpikir sekarang dunia ini penuh dengan kapitalisme. Bisnis yang semakin meningkat. Kemudian orang di desapun sekarang sudah ikut-ikutan. Mau jadi lurahpun sudah pakai uang dan segala macam. Hal ini kalau kita biarkan sepuluh tahun lagi, mungkin akan terjadi perang saudara dan sejarah dunia akan tutup!
Setelah itu kami berbincang tentang mimpi...
Saat ini bisa dibilang sesuatu yang tidak sengaja, karena kalau sekarang dicek ke facebook terbaru saya, berisi ‘Dream and Possibility’.
O.. begitu?
Ya! Di notes yang baru...
Saya tulis tentang dream and possibility. Mimpi itu akan menjadi kemungkinan ketika kita tahu prosesnya seperti apa. Jadi disitu saya bagi dua, mimpi yang kita taruh di ujung pengalaman sadar – itu akan menghasilkan 3 sebab. Yaitu endapan pengalaman, luapan obsesi dan sinyal dari peristiwa. Tapi ketika mimpi ini kita taruh di awal pengalaman sadar, mimpi ini akan membawa kita mewujudkan mematerialisasi mimpi tersebut. Nah sekarang, orang-orang pada umumnya menaruh mimpi itu di ujung pengalaman sadar. Dan ketika tidur dia menjadi endapan obsesi, jadi sinyal peristiwa dan jadi luapan yang belum bisa dilaksanakan. Tapi kalau itu kita taruh di awal, ini akan mematerialisasi dan mewujudkan mimpi tersebut.
Dan saat ini kita sedang mencoba bermimpi di awal pengalaman sadar. Kita berandai-andai kalau ada pendidikan karakter akan terjadi masyarakat yang sehat.

Agung Webe saat ini sedang menularkan virus ‘Menulis Itu Mudah!’ Selama bulan puasa ini sudah dilakukan di 4 sekolah yaitu di Bekasi, Cibinong dan 2 di Bogor. Tentu saja semua adalah kegiatan sosial, dan kalau diperhatikan di facebook Agung Webe ada banyak friend yang mengajukan komunitasnya untuk dikunjungi demi virus tersebut.


Suatu aktifitas dan gagasan yang sangat luar biasa! Jika anda tertarik lebih jauh tentang uraian mimpi tersebut bisa anda temukan di http://www.facebook.com/notes/agung-webe/dream-and-possibility-artikel-ini-bukan-tafsir-mimpi-/424840993519
Atau jika anda ingin tahu tentang virus ‘Menulis Itu Mudah!’ bisa ditemukan di
http://www.fiksihebat.blogspot.com/
http://www.srpindonesia.blogspot.com/Dan jika anda ingin kenal lebih jauh dengan Agung Webe, bisa anda temukan di http://www.sakraindonesia.com/
-----------------------------------------------------------------------------------------------
Ada mimpi siapa lagi? http://www.orenoyume.com/p/mimpi-mereka.html.

0 komentar:

Posting Komentar