Beberapa tahun terakhir saya sedang mencari tahu
keberadaan seorang sahabat ketika SMA. Kami saat itu bisa dibilang selalu
beraktifitas bersama, dari sekedar jalan-jalan hingga belajarpun kita jalani
sama-sama. Namanya Rustono.
Saya sudah coba menanyakan ke beberapa teman SMA hingga
iseng-iseng bertanya pada ‘mbah google’. Pada saat itu yang sering muncul
adalah Rustono, warga Indonesia yang tinggal di Jepang dan mendapat julukan si
raja tempe dari Indonesia. Dari situlah awal mula saya tahu Rustono Tempeh.
Rustono yang berbeda dengan Rustono yang sedang saya cari.
Namun demikian tidak serta merta saya mengenal Rustono
Tempeh, karena memang tidak ada alasan khusus yang menjadikan kami harus saling
kenal.
Hingga pada suatu waktu, entah bagaimana awal ceritanya
akhirnya kami berteman di facebook dan dari sinilah semua cerita bermula.
Beberapa kali kami berkomunikasi melalui message di
facebook, membicarakan tentang pandangan kami masing-masing mengenai berbagai
macam hal hingga akhirnya berlanjut kami berkomunikasi melalui skype. Kadang
bisa kami ngobrol hingga 2 jam, bertukar pikiran tentang tempe, tentang masa
depan UKM di Indonesia dan banyak lagi.
Suatu waktu Rustono menyampaikan rencananya akan pulang
kampung ke Indonesia untuk beberapa minggu. Dan saat itupun kami sepakat
membuat janji untuk bertemu sekedar berbagi cerita secara langsung.
Membayangkan ngobrol dengan Rustono yang akan menjadi begitu
menarik, dengan pandangan-pandangan yang dia miliki, begitu sederhana tapi
sangat inspiratif membuat saya tidak sabar untuk menunggu kesempatan itu tiba.
Namun kemudian saya terpikirkan, betapa sayangnya saya sendirian memperoleh
kesempatan yang luar biasa itu. Akhirnya saya bilang ke Rustono, “mas, tolong
bisa tidak kosongkan 1 hari untuk ngobrol sama saya?”. “ Untuk apa?”. “Untuk saya
ngobrol dengan mas Rus. Tapi, di belakang saya ada 400 orang yang akan ikut
mendengarkan! Sayang sekali obrolan dengan mas Rus hanya saya sendiri yang
mendengarkan. Saya akan ajak mahasiswa dan para pengusaha tempe untuk bersama
kita ngobrol rame-rame!”
Dan itulah yang terjadi, akhirnya kami mengadakan dialog
bersama Rustono tempeh pada tanggal 22 September 2012 yang kami selenggarakan
di gedung kementerian koperasi dan UKM, Kuningan Jakarta.
Acara yang bertajuk ‘Dialog Monozukuri, Ide Sederhana
Berdampak Luar Biasa!’ ini kami lakukan 2 kali yaitu pagi hari untuk mahasiswa
dan umum, dimana pada sesi ini kami lebih menitikberatkan materi motivasi dan
sore hari untuk para pengusaha tempe dan profesional di bidang itu dengan menitikberatkan
pada materi teknis bagaimana Rustono berhasil membuat tempe di Jepang.
Rustono benar-benar telah membuat para peserta pagi
begitu termotivasi. Bagaimana dari seorang ‘pembuka pintu’ sebuah hotel di
Jogja kemudian menjadi pengusaha tempe sukses di Jepang. Jelas-jelas kita tahu
bahwa ber’usaha’ (baca : bisnis) di Jepang tidaklah mudah. Apalagi bisnis
makanan, dan makanan yang selama ini tidak ada di sana. Rustono telah melewati
tantangan yang begitu sulit, yaitu pertama bagaimana membuat agar orang Jepang
menyukai tempe dan kemudian membuat bagaimana agar tempe tersebut menjadi laku
di sana. Tantangan tambahannya adalah, Rustono harus mengalahkan 4 musim agar
selalu bisa memproduksi tempe-nya setiap saat!
Rustono telah menguasai benar filosofi Monozukuri,
filosofi ‘membuat produk’ di Jepang. Produk yang berkualitas terbaik, murah dan
dengan cepat bisa didisampaikan ke pelanggan. Pemahaman inilah yang ingin kita
sampaikan kepada para peserta dialog, Rustono berhasil membuat produk yang
selama ini kita anggap murah dan ‘murahan’, yang kita sepelekan dibanding
berbagai makanan ‘elit’ lainnya, menjadi makanan yang premium. Makanan yang
bernutrisi tinggi dan sangat menyehatkan.
Kami berharap suatu saat bisa mengubah mindset ‘mental
tempe’ yang konotasinya negatif berubah menjadi jargon positif sehingga orang
berani bilang, ‘saya bangga bermental tempe!’.
Penasaran dengan semua yang Rustono lakukan, saya coba
tanyakan tentang mimpi-mimpinya.
Ketika saya tanya apa mimpi Rustono ketika kecil, dia
jawab, “impian pertama saya waktu kecil, naik pesawat”.
Lalu dia melanjutkan lagi dengan, “Jika impian pertama (naik
pesawat) dan impian keduabelas yaitu menu tempe di maskapai Internasional
bertemu di atas ketinggian 13.000 meter, maka itu ada di video ini”. Kata Rustono
sambil menunjukkan sebuah video yang dia ambil ketika naik sebuah maskapai
internasional yang menghidangkan lauk tempe di dalam hidangan makanan mereka.
Bicara mimpi, Rustono ternyata mempunyai 30 buah mimpi
yang memang sudah dibuat sedemikian rupa untuk bisa dicapai secara berkesinambungan.
Saat ini kalau tidak salah sudah sampai mimpi yang ke-17, yaitu promosi tempe
ke beberapa negara. Sebuah pemikiran yang menarik dalam membangun mimpi!
Kegiatan dialog yang kami siapkan dengan sangat sederhana
ternyata memberikan gaung yang sangat luar biasa. Rekan-rekan panitia, para
relawan yang sangat militan berhasil menjadikan konsep sederhana ini menjadi
sebuah kegiatan dialog yang sangat produktif. Bahkan tidak sedikit media yang
memberikan ruang untuk meliput dan menyajikan berita terkait aktifitas dengan
Rustono ini. Untuk lebih lengkapnya silahkan simak di,
http://www.metrotvnews.com/read/newsvideo/2012/09/25/160258/Kenikmatan-Tempe-Terasa-hingga-Jepang-dan-Meksiko/6
http://finance.detik.com/read/2012/09/22/173548/2031138/68/ini-dia-si-raja-tempe-dari-jepang
http://www.tribunnews.com/2012/09/23/pengusaha-tempe-yang-sukses-di-jepang-awalnya-bellboy
http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2012/09/23/116674/ini_dia_rustono_raja_tempe_dari_jepang/
http://www.halojepang.com/sorotan/5617-tempe
http://uty.ac.id/2012/10/dialog-monozukuri-bersama-rustono-tempeh-dan-luisa-velez-di-fib-uty-2/
http://www.nonblok.com/event/item/31768-juragan-tempe-di-jepang-berbagi-pengalaman?tmpl=component&print=1
http://www.teknopreneur.com/dinamika/tempe-jelajahi-negeri-sakura
http://wartaekonomi.co.id/berita5389/rencana-ekspansi-king-of-tempeh.html
http://www.indopos.co.id/index.php/berita-indo-rewiew/27939-belajar-datangi-60-pengusaha-tempe-di-jawa.html
1 komentar:
Aslamualaikum mas.. Nama saya fery hermawanm ngapunten mas menawi di restoran mas jepang .wonten gawean kula gelem mas. Pengin kerja .suwun mass. 0852-0009-7223.
Posting Komentar